Puluhan Sapi Mati Mendadak
Senin, 28-07-2008
Sejumlah peternak di Kelurahan Pembuang I Kabupaten Seruyan sepekan terakhir dibuat cemas lantaran sapi mereka tiba-tiba mati setelah terserang demam. Warga panik karena khawatir kejadian tersebut meluas sehingga sapi yang mati terus bertambah
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kalteng, Tute Lelo yang dihubungi kemarin membenarkan kejadian tersebut. Berdasarkan laporan yang diterimanya, ternak yang mati itu positif terserang penyakit BEF (Bovine Ephemeral Fever) yang dapat dengan mudah menyebabkan ternak mati. Belum diketahui pasti jumlah ternak yang mati, namun dia tidak menampik informasi jumlah ternak yang mati mencapai belasan bahkan lebih dari dua puluh ekor.
“Kami telah menurunkan tim untuk menangani serangan penyakit itu dan melokalisir daerahnya agar tidak meluas. Kami juga minta warga sekitar tetap mewaspadai ternaknya dengan menjaga kebersihan ternak dan kandang,” katanya. Penyakit BEF biasanya mulai menjangkit menjelang pergantian musim (pancaroba) dari musim penghujan ke kemarau seperti saat ini. Gejalanya, sapi yang terserang virus BEF akan mengalami demam dengan suhu tinggi, kaki gemetar dan pincang hingga lumpuh, dari mulut dan hidung keluar lendir. Selain nafsu makan menurun, kondisi fisik sapi menurun, malas bergerak, dan terserang diare.
Harijo, peternak di Sampit mengatakan musim pancaroba sangat rentan munculnya penyakit. Kebersihan ternak harus benar-benar diperhatikan sehingga daya tahan tubuhnya kuat. (mgb@ http://www.banjarmasinpost.co.id )
Sejumlah peternak di Kelurahan Pembuang I Kabupaten Seruyan sepekan terakhir dibuat cemas lantaran sapi mereka tiba-tiba mati setelah terserang demam. Warga panik karena khawatir kejadian tersebut meluas sehingga sapi yang mati terus bertambah
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kalteng, Tute Lelo yang dihubungi kemarin membenarkan kejadian tersebut. Berdasarkan laporan yang diterimanya, ternak yang mati itu positif terserang penyakit BEF (Bovine Ephemeral Fever) yang dapat dengan mudah menyebabkan ternak mati. Belum diketahui pasti jumlah ternak yang mati, namun dia tidak menampik informasi jumlah ternak yang mati mencapai belasan bahkan lebih dari dua puluh ekor.
“Kami telah menurunkan tim untuk menangani serangan penyakit itu dan melokalisir daerahnya agar tidak meluas. Kami juga minta warga sekitar tetap mewaspadai ternaknya dengan menjaga kebersihan ternak dan kandang,” katanya. Penyakit BEF biasanya mulai menjangkit menjelang pergantian musim (pancaroba) dari musim penghujan ke kemarau seperti saat ini. Gejalanya, sapi yang terserang virus BEF akan mengalami demam dengan suhu tinggi, kaki gemetar dan pincang hingga lumpuh, dari mulut dan hidung keluar lendir. Selain nafsu makan menurun, kondisi fisik sapi menurun, malas bergerak, dan terserang diare.
Harijo, peternak di Sampit mengatakan musim pancaroba sangat rentan munculnya penyakit. Kebersihan ternak harus benar-benar diperhatikan sehingga daya tahan tubuhnya kuat. (mgb@ http://www.banjarmasinpost.co.id )
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda